Kebanyakan orang memiliki modalitas visual,
auditorial, dan kinestetik namun hampir semua orang cenderung pada salah satu
modalitas. Model Pembelajaran Kuantum
tipe VAK adalah model pembelajaran yang mengoptimalkan
ketiga modalitas belajar
tersebut untuk menjadikan pebelajar
nyaman. Model pembelajaran kuantum tipe VAK merupakan suatu model
pembelajaran yang mengganggap
pembelajaran akan efektif dengan memperhatikan
ketiga hal tersebut (visual, auditori, dan kinestethic) . Hal
ini dapat diartikan bahwa
pembelajaran yang dilaksanakan dengan
memanfaatkan potensi siswa
yang telah dimilikinya dengan
melatih dan mengembangkannya.
Beberapa karakteristik umum yang tampak membentuk
sosok pembelajaran kuantum menurut Ngalimun (2013) adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran
kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika kuantum meskipun serba
sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai.
2. Pembelajaran
kuantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistis-empiris, “hewan-istis”,
dan atau nativistis.
3. Pembelajaran
kuantum lebih bersifat kontruktivisti, bukan positivistis-empiris,
behavioristis, dan atau maturasionistis.
4. Pembelajaran
kuantum berupaya memadukan (mengintegrasikan), menyinergikan, dan
mengolaborasikan faktor potensi diri manusia selaku pembelajar dengan
lingkungan (fisik dan mental) sebagai konteks pembelajaran.
5. Pembelajaran
kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan
sekadar transaksi makna.
6. Pembelajaran
kuantum sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf
keberhasilan tinggi.
7. Pembelajaran
kuantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan
keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat.
8. Pembelajaran
kuantum sangat menekankan pada kebermaknaan dan kebermutuan proses
pembelajaran.
9. Pembelajaran
kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran.
10. Pembelajaran
kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis,
keterampilan (dalam) hidup, dan prestasi fisikal atau material.
11. Pembelajaran
kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses
pembelajaran.
12. Pembelajaran
kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan
ketertiban.
13. Pembelajaran
kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran
kuantum ini memiliki rancangan pembelajaran TANDUR. Adapun langkah-langkah
proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelaran kuantum tipe VAK adalah
sebagai berikut.
1. Tumbuhkan
Pada awal pembelajaran guru harus menumbuhkan minat
belajar siswa, sehingga siswa akan sadar manfaat pembelajaran bagi kehidupannya
Menurut Keller dalam Maulana (2012), menumbuhkan perhatian atau minat siswa
merupakan langkah awal dalam kegiatan pembelajaran. Dalam mengawali
pembelajaran, setidaknya guru dapat menjawab hal apa yang telah siswa pahami
dan dapat mengarahkan siswa untuk dapat
menyadari manfaat pembelajaran bagi mereka (AMBAK).
Untuk dapat melaksanakan langkah ini, guru dapat
menenyertakan pertanyaan, pantonim, lakon pendek dan lucu, drama, video maupun
cerita. Tujuan langkah ini agar dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar.
2. Alami
Proses
pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa mengalami secara langsung materi
yang diajarkan. Guru bertugas membina rangkaian pengalaman yang dapat menjadi
sumbu pengetahuan dan keterampilan siswa. Menurut Wankat
dalam
Maulana (2012), dalam pembelajaran
teknik pemberian pengalaman langsung akan meningkatkan dan
mempermudah pemahaman siswa terhadap isi pembelajaran.
Saat siswa mempelajari sesuatu dalam kehidupan
nyata, siswa akan memiliki pengalaman awal, suatu kaitan dengan konsepnya.
Lalu, saat pengalaman terbentang siswa akan mengumpulkan informasi yang
membantu siswa tersebut untuk memaknai pengalaman tersebut. Agar langkah ini
dapat berjalan, guru dapat menggunakan permainan maupun simulasi, memerankan
unsur-unsur pelajaran dalam bentuk sandiwara. Memeri mereka tugas kelompok dan
kegiatan yang mengaktifkan pengetahuan yang telah siswa miliki.
3. Namai
Penamaan memuaskan harat alami otak
untuk memberikan identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan. Penamaan dibangun
diatas pengetahuan dan keingintahuan siswa pada saat itu. Penamaan adalah
saatnya untuk mengajarkan konsep, keterampilan berpikir, dan strategi belajar
(DePorter, 2002).
4. Demonstrasikan
Tujuan mendemonstrasikan adalah untuk memberi siswa
peluang menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan mereka kedalam pembelajaran
yang lain, dan ke dalam kehidupan mereka. Pada langkah ini guru menyediakan
kesempatan kepada siswa untuk menunjukan bahwa mereka tahu, dalam hal ini guru
dan siswa memperlihatkan bagaimana suatu proses seharusnya terjadi.
5. Ulangi
Pada langkah ini guru memberikan penguatan terhadap konsep yang telah
siswa dapatkan. Proses pengulangan dalam pembelajaran dapat memperkuat koneksi
saraf dan keyakinan terhadap kemampuan diri siswa. Langkah
ini dapat dilaksanakan dengan cara menyebutkan kembali konsep, mengisi daftar isian,
test tertulis dan/atau lisan dan sejenisnya.
6. Rayakan
Ketika proses
pembelajaran telah dilaksanakan dan tujuan tercapai dengan baik, maka
hal itu layak
dihargai dan dirayakan. Perayaan
memberi rasa rampung dengan menghormati usaha, ketekunan, dan kesuksesan.
Langkah ini dapat dilaksanakan dengan memberi hadiah, pujian ucapan rasa
syukur, besorak bersama-sama, bernyanyi, tepuk tangan dan lain sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar