Selamat Datang

Semoga sedikit informasi dari blog ini dapat membantu anda. Jangan lupa komentarnya ya guys, diharepin banget. Terimakasih.

Senin, 18 November 2013

Model Pembelajaran Kuantum tipe VAK (Visual, Auditorial dan Kinestetik)


Kebanyakan orang memiliki modalitas visual, auditorial, dan kinestetik namun hampir semua orang cenderung pada salah satu modalitas. Model  Pembelajaran Kuantum tipe VAK adalah model  pembelajaran  yang  mengoptimalkan ketiga  modalitas  belajar  tersebut  untuk menjadikan  pebelajar  nyaman. Model  pembelajaran  kuantum tipe VAK merupakan suatu model pembelajaran yang mengganggap  pembelajaran  akan  efektif dengan  memperhatikan  ketiga  hal  tersebut (visual,  auditori, dan kinestethic) .  Hal  ini  dapat diartikan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan dengan  memanfaatkan  potensi  siswa  yang telah  dimilikinya  dengan  melatih  dan mengembangkannya.
Beberapa karakteristik umum yang tampak membentuk sosok pembelajaran kuantum menurut Ngalimun (2013) adalah sebagai berikut:
1.      Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai.
2.      Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistis-empiris, “hewan-istis”, dan atau nativistis.
3.      Pembelajaran kuantum lebih bersifat kontruktivisti, bukan positivistis-empiris, behavioristis, dan atau maturasionistis.
4.      Pembelajaran kuantum berupaya memadukan (mengintegrasikan), menyinergikan, dan mengolaborasikan faktor potensi diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik dan mental) sebagai konteks pembelajaran.
5.      Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekadar transaksi makna.
6.      Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.
7.      Pembelajaran kuantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat.
8.      Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran.
9.      Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran.
10.  Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis, keterampilan (dalam) hidup, dan prestasi fisikal atau material.
11.  Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran.
12.  Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban.
13.  Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran kuantum ini memiliki rancangan pembelajaran TANDUR. Adapun langkah-langkah proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelaran kuantum tipe VAK adalah sebagai berikut.
1.      Tumbuhkan
Pada awal pembelajaran guru harus menumbuhkan minat belajar siswa, sehingga siswa akan sadar manfaat pembelajaran bagi kehidupannya Menurut Keller dalam Maulana (2012), menumbuhkan perhatian atau minat siswa merupakan langkah awal dalam kegiatan pembelajaran. Dalam mengawali pembelajaran, setidaknya guru dapat menjawab hal apa yang telah siswa pahami dan  dapat mengarahkan siswa untuk dapat menyadari manfaat pembelajaran bagi mereka (AMBAK).
Untuk dapat melaksanakan langkah ini, guru dapat menenyertakan pertanyaan, pantonim, lakon pendek dan lucu, drama, video maupun cerita. Tujuan langkah ini agar dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar.
2.      Alami
Proses pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa mengalami secara langsung materi yang diajarkan. Guru bertugas membina rangkaian pengalaman yang dapat menjadi sumbu pengetahuan dan keterampilan siswa. Menurut Wankat dalam Maulana (2012), dalam pembelajaran teknik pemberian pengalaman langsung akan meningkatkan dan mempermudah pemahaman siswa terhadap isi pembelajaran.
Saat siswa mempelajari sesuatu dalam kehidupan nyata, siswa akan memiliki pengalaman awal, suatu kaitan dengan konsepnya. Lalu, saat pengalaman terbentang siswa akan mengumpulkan informasi yang membantu siswa tersebut untuk memaknai pengalaman tersebut. Agar langkah ini dapat berjalan, guru dapat menggunakan permainan maupun simulasi, memerankan unsur-unsur pelajaran dalam bentuk sandiwara. Memeri mereka tugas kelompok dan kegiatan yang mengaktifkan pengetahuan yang telah siswa miliki.
3.      Namai
Penamaan memuaskan harat alami otak untuk memberikan identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan. Penamaan dibangun diatas pengetahuan dan keingintahuan siswa pada saat itu. Penamaan adalah saatnya untuk mengajarkan konsep, keterampilan berpikir, dan strategi belajar (DePorter, 2002).
4.      Demonstrasikan
Tujuan mendemonstrasikan adalah untuk memberi siswa peluang menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan mereka kedalam pembelajaran yang lain, dan ke dalam kehidupan mereka. Pada langkah ini guru menyediakan kesempatan kepada siswa untuk menunjukan bahwa mereka tahu, dalam hal ini guru dan siswa memperlihatkan bagaimana suatu proses seharusnya terjadi.
5.      Ulangi
Pada langkah ini guru memberikan penguatan terhadap konsep yang telah siswa dapatkan. Proses pengulangan dalam pembelajaran dapat memperkuat koneksi saraf dan keyakinan terhadap kemampuan diri siswa. Langkah ini dapat dilaksanakan dengan cara menyebutkan kembali konsep, mengisi daftar isian, test  tertulis dan/atau lisan dan sejenisnya.
6.      Rayakan
Ketika proses pembelajaran telah dilaksanakan dan tujuan tercapai dengan baik, maka hal itu layak dihargai dan dirayakan. Perayaan memberi rasa rampung dengan menghormati usaha, ketekunan, dan kesuksesan. Langkah ini dapat dilaksanakan dengan memberi hadiah, pujian ucapan rasa syukur, besorak bersama-sama, bernyanyi, tepuk tangan dan lain sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar